parungkuda.desa.id – Jumat (13/04/2018). Kontur Desa Parungkuda yang sebagian besar berupa lereng perbukitan membuatnya rawan terjadinya longsor, terlebih lagi pada musim penghujan. Seperti yang terjadi di RW 02, longsor membuat saluran air dan jalan setapak menjadi terputus. Hal tersebut membuat warga yang biasa melalui jalan setapak tersebut menjadi terhambat sehingga harus memutar ke jalan lain. Selain itu juga membuat warga khawatir terjadinya longsor susulan bila tidak segera ditangani apalagi diatas saluran air dan jalan setapak tersebut terdapat pemukiman warga serta dibawahnya mengalir sungai cicatih.
Berangkat dari hal tersebut, warga RW 02 kompak mengusulkan agar kejadian longsor tersebut segera diatasi melalui forum musyawarah kedusunan dan musyawarah desa. Akhirnya pada awal bulan April kejadian longsor tersebut dapat ditangani oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) bersama warga setempat. Untuk menangani dan mencegah terjadinya longsor susulan, diambilah keputusan atas kesepakatan bersama untuk dibangun TPT Bronjong. Selama kurang lebih 7 hari kerja, pengerjaan TPT bronjong tersebut telah selesai dilaksanakan dengan volume sekitar 15 meter kubik. Dimana kegiatan tersebut didanai dari Dana Desa (DD) tahap I (kesatu) tahun 2018 sebesar Rp. 13,125,000,- (Tiga belas juta seratus dua puluh lima ribu rupiah). Adapun pengadaan tenaga kerja untuk kegiatan tersebut murni dari warga setempat yang memenuhi persyaratan sesuai prinsip aturan Padat Karya Tunai (PKT).
Dengan prinsip program PKT tersebut, cukup banyak manfaat yang dirasakan oleh pekerja yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena sebagian besar pekerja merupakan petani dan buruh harian lepas. Selesainya kegiatan pembangunan tersebut, aktivitas warga kembali lancar baik untuk bekerja maupun bersekolah.